Filsafat dapat Menumbuhkan Pemikiran Radikal
Refleksi
Kuliah Filsafat Ilmu (Pengampu: Prof.
Marsigit)
Camalina
Sugiyarti
(12708251078/Psn
D)
PPs
UNY
2013
Pemikiran radikal adalah pemikiran yang out the box, pemikiran maju atau on the future, pemikiran visioner,
pemikiran yang berbeda dari yang lain, dan pemikiran yang jauh ke depan,
sehingga kadang dirasa aneh karena tidak biasa. Tokoh-tokoh hebat dalam sejarah
banyak yang memiliki pemikiran radikal. Mungkin pada masanya mereka dianggap
gila atau tidak waras dengan pemikirannya, dan bahkan ada yang dihukum mati
karena pemikirannya. Namun nyatanya pemikiran mereka terbukti benar puluhan
atau bahkan ratusan tahun setelahnya. Pemikiran radikal ini dapat melahirkan
karya-karya berupa teori, rumusan, prinsip, atau hukum yang luar biasa.
Orang-orang yang memiliki pemikiran radikal adalah
orang-orang yang kritis dan peka, sangat peduli dengan keadaan di sekitarnya.
Mempunyai pemikiran yang kritis adalah salah satu syarat seseorang dalam
berfilsafat. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan kebiasaan
berfilsafat, menerjemahkan dan diterjemahkan, maka dapat menumbuhkan pemikiran
radikal. Salah satu tokoh yang terkenal dengan pemikiran yang radikal adalah
Galileo Galilei.
Galileo Galilei, lahir di Pisa, Toscana, 15 Februari
1564 dan meninggal di Arcetri, Toscana, 8 Januari 1642 pada umur 77 tahun, adalah
seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam
revolusi ilmiah. Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah penyempurnaan
teleskop, berbagai pengamatan astronomi, dan hukum gerak pertama dan kedua
(dinamika). Selain itu, Galileo juga dikenal sebagai seorang pendukung
Copernicus mengenai peredaran bumi mengelilingi matahari.
Akibat pandangannya yang disebut terakhir itu ia dianggap
merusak iman dan diajukan ke pengadilan gereja Italia tanggal 22 Juni 1633.
Pemikirannya tentang matahari sebagai pusat tata surya bertentangan dengan
ajaran Aristoteles maupun keyakinan gereja bahwa bumi adalah pusat alam
semesta. Ia dihukum dengan pengucilan (tahanan rumah) sampai meninggalnya. Baru
pada tahun 1992 Paus Yohanes Paulus II menyatakan secara resmi bahwa keputusan
penghukuman itu adalah salah, dan dalam pidato 21 Desember 2008 Paus Benediktus
XVI menyatakan bahwa Gereja Katolik Roma merehabilitasi namanya sebagai
ilmuwan.
Menurut Stephen Hawking, Galileo dapat dianggap
sebagai penyumbang terbesar bagi dunia sains modern. Ia juga sering
disebut-sebut sebagai "bapak astronomi modern", "bapak fisika
modern", dan "bapak sains". Hasil usahanya bisa dikatakan
sebagai terobosan besar dari Aristoteles. Konfliknya dengan Gereja Katolik Roma
(Peristiwa Galileo) adalah sebuah contoh awal konflik antara otoritas agama
dengan kebebasan berpikir (terutama dalam sains) pada masyarakat Barat.
Itulah sepenggal kisah kehidupan seorang yang
mempunyai pemikiran radikal, Galileo. Dia harus menanggung hukuman pengucilan
sampai akhir hayatnya atas pemikirannya yang radikal tersebut. Namun pada
akhirnya Galileo dipuja-puja sebagai sebagai "bapak astronomi
modern", "bapak fisika modern", dan "bapak sains" juga
karena pemikirannya yang radikal.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar